Selasa, 04 Maret 2014

Hujan Dan Kamu

Saya sedang ceria ,, 
Sungguh ,, 
Saya sedang ingin merangkai kata'kata menjadi sebuah cerita tentang pelangi, merah kuning hijau dilangit yg biru, indah bukan ,, 
Namun semua berubah, ketika secara tiba'tiba aku mengingatmu beserta kenangan itu, jadi yg saya tulis malah hujan ,, 
Menyedihkan bukan ??,, 


Aku selalu saja mengingatmu kala hujan mampir dan mengetuk jendela kamar ku dengan lembut, sembari menyeret aromamu yg seperti petrichor, yg menyeruak dan mengobrak'abrik isi kepalaku dengan segudang kenangan'kenangan duluh ,, 
Ah ,, Sial ,, 


Cinta milikku tak bedahnya sama seperti hujan, jatuh dalam skala yg besar, secara beramai'ramai, tak perna berhenti dan terus saja bersiklus ,, 
Dan akupun tak perna mengerti kenapa semua bisah begini, tapi aku tak bisah menawar, karna semua adalah takdir alam ,, 

Namun dalam konteks ini, cintaku dan hujan juga sama, ketika jatuh, kamu malah berjalan dibawah payung atau bahkan kamu akan berlari secepat mungkin mencari tempat berteduh, kamu menghindar dan menjauh, berharap hujan tak menyenuhmu ,, 
Menyakitan, tahu ??,, 


Berkali'kali rintik hujan menemaniku sebagai air mata ,, 
Berkali'kali pula kamu datang dan menuai rindu melalui aroma petrichor, aroma istimewah bagi para pecinta hujan, Pluviophile ,, 
Setelah datang ,, Kamu menghilang ,, 
Setelah ada ,, Lalu tiada ,,
 Berkali'kali ku meneriaki hatimu, kalau pergi jangan kembali lagi ,, 
Ini hati, cukup sakit sekali saja ,, 


Hei ,, 
Kamu taukan kalau ikhlas itu sebuah proses ,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar