Selasa, 24 Desember 2013

Ruang tunggu

Sederat angka mencuat dari kertas putih ,, 
menusuk matanya  ,, 
Ada sebersit takjub juga ngeri ,, 
seberantak angka yang susa dihafal mampu membongkar kenangan usang dan memberinya makna baru ,,

 Ruang tunggu selalu memancing dilema dalam hatinya ,, 
tapi tidak perna seperti ini,,
Dia betul'betul tergerak untuk menelpon ,, 
mungkin karna dia sudah tak yakin kapan akan kembali ,, 
akankah dirinya kembali ??,, 

Dia memencet empat angka pertama dari 12 digit yang tertera ,,
Dadanya berdegup kencang sampai sakit rasanya ,, 
Bibirnya bergetar resah ,, 
mengantisipasi ,,
Begitu terdengar nada samaung nanti ,, 
dia siap berekspresi layaknya pose untuk berfoto yg kali terakhir ,,
Kata "apa kabar" akan meluncur dengan semangat penghabisan mentari sore sebelum dipadamkan malam ,,
Lalu dia lancarkan sepaket basa'basi dalam urutan yg tepat ,, 
seperti yg selalu dilatihkanya dalam hati sebelum lelap tidur ,, 
agar percakapan mereka tercatat sejarah sebagai yg paling mengasyikan ,,
Lalu perasa'an itu ,, 
rasa rindu yg akan dia ungkap hati'hati ,, 
dicicil sehingga tidak terasa picisan ,, 
Rasa sayang dikemas dalam kiasan seperti membungkus putri dalam gaun pesta lalu di lepas anggun ke lantai dansa ,, 
Cantik mengundang tapi membuat segan ,, 
Semua itu telah dilatihkannya berhari'berhari ,, 
bertahun'tahun ,,

Dua angka sebelum digit terakhir ,, 
jarinya tertahan oleh detik yg tahu'tahu beku ,, 
Detik yg tahu'tahu melebar dan membentangkan kisah mereka ,, 
Digit terakhir jatuh pada angka 2 ,,
 Jempolnya gemetar seolah di bebani bergunung'gunung sumpah batin yg dikoleksinya sepanjang hayat ,,
 Hatinya lalu mengukur dan menimbang : akankah aku bertambah tenang bila berhasil membuktikan kepada diriku, kepada dia, pada dunia, kalau aku baik'baik saja ?? ,,
 Satu percakapan telepon akan membuktikanya ,, 
Satu dosis kejujuran sebelum dia pergi meracuni tubuh dengan kemoterapi --racung yg berbohong jadi obat ,,
 Jempol itu melayang di atas 2 ,,
 Kejujuranlah obat sejati ,,

 Suara sintetis bernada tinggi menggema di ruang tunggu yg lengang ,, 
Tombol terakhir dipencet sudah ,, 
Aku mencintaimu, Tidak akan berubah ,, 
Tombol merah yg dia pilih menghapus ke-12 digit angka pada layar ponsel yg menyala biru ,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar