Rabu, 01 Januari 2014

Bidadari Penyelamat

Ku berjalan terus tanpa henti menapaki jalan hidupku, tak peduli apapun yg ada dijalanku, ku kan tetap melangkakan kakiku dengan pasti, sepasti jarum jam yg baru diganti batrenya, lancar tanpa halangan ,,
  Belokan demi belokan kulalui, tanpa ada niat untuk berbelok arah, meski terkadang kuliat dibelokn itu terdapt begitu banyak hal indah, tapi hatiku tak perna tergoda, ku tegukan imanku untuk tetap melangka dijalanku ini, jalan yg kuyakini ,,
 Dan dia pun datang, tapi tak menghampiri, dia hanya berjalan dibelakangku, mengikutiku berjalan dijalanku, tapi aku tak peduli, tak mau ambil pusing, ku tetap melangkakan kakiku ini ,,
 Lama'lama kupenasaran padanya yg berjalan dibelakangku, maka akupun menoleh, dia masih disana, dibelakangku, dengan jarak yg tak berubah sedikit pun sejak pertama kali dia membuntuti jalanku, aku pun terusik, dan sejenak ku hentikan langkaku untuk menunggunya, ternyata dia pun berhenti, cukup lama aku berhenti, dia pun tetap diam tak bergeming, tak maju juga tak mundur, tetap menjaga jaraknya ,,
 Aneh ,, mungkin dia hanya orang yg tesesat yg tak tau arah tujuan dan tak punya pedoman, makanya dia mengikutiku agar tak tersesat, hingga dia menemukan jalanya lagi, pikirku ,,

 Ku teruskan lagi langkah yang sempat terhenti karnanya, seperti duga'anku, diapun juga ikut melangka tetap dibelakangku dengan jarak yang sama ,,
 Belokan demi belokan tela dilewati, tapi tak juga dia berbelok, dia tetap mengikutiku, akuptn mulai terganggu akan kehadiranya ,,
 Akupun berhenti tapi tak menunggu, ku berbalik untuk menghampirinya dan bertanya "apa yang kau mau ??,, kenapa kau slalu mengikutiku ??" ,,
 Dia terdiam lalu tersenyum dan berkata "aku hanya ingin melihatmu berjalan, memastikan langkamu baik'baik saja" ,,
 Aku merasa heran dengan ucapanya "kalau itu yang kau ingini, kenapa kau tak menghampiriku dan berjalan disampingku ??" ,,
 Kembali dia kembangkan senyumnya yang lembut dan berkata "itu bukan tempatku, suatu saat nanti kau pasti akan menemukan seseorang yang akan berada diposisi itu, aku hanya akan menghampirimu saat kau jatuh, terpuruk, putus asa, saat itulah aku akan disampingmu, membimbingmu, membantumu untuk kembali mampu berjalan seperti sediah kalah, dan saat kau telah kembali berjalan dengan tegak, maka aku akan kembali keposisiku, dibelakangmu untuk menjagamu" ,,
 Ku tertegun tak mampu berkata, hanya mampu tersenyum, Dan akupun kembali melangkakan kakiku, berjalan maju kedepan ,,

 Setelah beberapa lama melangka, aku hentikan langkaku dan ku tolekan kepalaku kebelakang, sekedar untuk memastikan keberada'anya, diapun tersenyum lembut membuatk tak mampu untuk tak ikut tersenyum ,,
 Dan kini ku berjalan dengan pasti lebih pasti dari yg kemarin, karna kini dibelakangku telah ada bidadari yang akan menjagaku dan menolongku saat ku jatuh nanti ,,

Snuff

Kuburlah semua rahasiamu di kulitku ,,
Pergilah tanpa dosa dan tinggalkan aku dengan dosa'dosaku ,,
Udara disekitarku masi terasa seperti sangkar ,,
Dan lagi'lagi cinta hanyalah kamuflase dari sesuatu yang menyerupai kemarahan ,,


 Jadi ,,
Jika kau mencintaiku ,,
Lepaskanlah aku ,,
Dan Larilah sebelum aku tahu ,,
Hatiku terlalu kelam tuk peduli ,,
Tak bisa kurusak yang tak ada ,, 


Antar aku kedalam takdirku ,,
Jika sendirian aku tak bisa membenci ,,
Aku tak pantas memilikimu ,,
Senyumku telah lama terenggut ,,
Andai bisa ku ubah ,,
Kuberharap tak perna tahu ,, 


Masih kuapit suratmu dengan bibirku ,,
Dan kusimpan dalam bagian'bagian diriku yang menikmati tiap kecupan ,,
Tak bisa kuhadapi hidup tanpa cahayamu ,,
Tapi semua itu hancur lebur ,,
Saat kau menolak berusaha ,, 


Jadi santai sajalah ,,
aku takkan peduli ,,
ku pikir aku tela jelas mengatakanya ,,
kau tak bisah sangat menbenci untuk bisah mencintai ,,
apakah harusnya itu cukup ??,, 


Aku hanya berharap kau bukanlah temanku ,,
Agar akhirnya aku bisa menyakitimu ,,
Aku tak pernah nyatakan diri sebagai orang suci ,,
aku sendiri tlah lama terusir ,, 

 
Butuh padamnya asa untuk melepaskanmu ,,
Maka lukailah dirimu pada batuku ,,
Dan ludahkanlah rasa kasihanmu ke dalam jiwaku ,,
Kau tak pernah butuh bantuan ,,


Kau khianati aku tuk selamatkan dirimu ,,
Dan takkan kudengarkan rasa malumu ,,
Dulu kau pergi ,,
kini kau masih sama saja ,,
Malaikat berdusta untuk tetap pegang kendali ,,


cintaku tlah lama dihukum ,,
Jika kau masih peduli ,, 
jangan pernah memberitahuku ,,

Goodbye To Love

Akan aku ucapkan goodbye to love ,,
Tak ada yang peduli apakah aku hidup atau mati ,,
Berkali'kali ada kesempatan for love ,,
Tapi kini telah berlalu dariku,,


Dan kini yang kutahu of love hanyalah ,,
Bagaimana caranya hidup tanpanya ?? ,,
Rasanya tak bisah aku menemukanya ,, 


Maka telah kuputuskan ,,
Harus kujalani hidupku seorang diri ,,
Dan meski ini tak mudah ,,
Ku fikir selama ini aku tahu ,,
Bahwa kan kuucapkan goodbye for love ,, 
Tak ada hari esok untuk hatiku ini ,,


Tentu saja waktu kan menghapus kenangan pahit ini ,,
Dan kan kutemukan ada seseorang yang bisa dipercaya ,,
Untuk jalani hidup demi sesuatu ,, 


Bertahun'tahun pencarian yang sia'sia ,,
Akhirnya tela sampai ujungnya ,,
Kesendirian dan kehampa'an yang kan jadi satu'satunya temanku ,,


Sejak hari ini ,,
Love is Forgotten ,,
Aku kan terus jalani hidup sebaik mungkin ,, 


Yang ada dimasa depan hanyalah misteri untuk kita semua ,,
tak ada yang bisah menduga roda nasib saat ia jatuh ,,
mungkin kelak kan datang saatnya ,,
ketika akukan melihat bahwa aku salah ,,
tapi untuk saat ini ,,
Inilah tulisanku ,,
tulisan for goodbye to love ,,

cerita Dalam secangkir kopi

Malam yang dingin dan gelap sunyi, bahkan terlalu sunyi untuk sebuah jiwah yang sepi, Tak seperti malam yang sudah'sudah, kali ini malam dengan segala misterinya yang ada menghasilkan sebuah kegelisahan dijiwa ini ,, Satu hal yang teringat jika dalam keada'an seperti ini, bukan cinta atau cita, bukan pula sahabat, tapi cuma dia, KOPI ,, 



 Karna kopilah satu'satunya temanku, sahabat sejati yang selalu setia menemaniku dalam kondisi apapun ,, 

 Seperti biasa, uap panas terlihat mengepul keluar dari gelas hijauku, aroma khasnya menyerebak memenuhi ruangan, aroma yang selalu ku suka, yang memberiku sedikit demi sedikit ketenangan yang ku harapkan, Hitam pekat didalam cangkir hijau itu ku pandangi, dan kumulai membayangkan tentangmu ,,


 Ku teguk kopiku, hangat terasa menjalar ke tiap inci tubuhku, mengingatkanku pada suatu masa ketika pertama kali kau datang dalam hidupku, membawah sejuta kisah tentang hidupmu, yang terdengar biasa dan normal tetapi tetap mengasikan untuk dibicarakan, Kita selalu bersama berbagi kisa, melewati malam yang sunyi dengan gelak tawa yang berselimut udara dingin tapi terasa hangat, tak ada yang tak bisah kita lakukan jika kita bersama ,,


 Tegukan yang kedua, mengingatkanku pada saat dimana masalah menghampiri kita, tak jemu'jemu kau menemaniku menyelesaikan segala problema yang terjadi padaku, dan aku pun selalu membantumu dengan segala yang kubisah saat masalah menimpamu, kita selalu bisa menyelesaikan semua, dan tak perna lelah kita saling membagi senyuman untuk menghapus duka ,,


 Di tegukan ketiga membawakan bayangan kita di saat bersama'sama melewati malam dan mentertawakan dunia dengan segala tetek bengeknya, yang terasa tak perna adil untuk kita, yang selalu saja menyudutkan kita ketitik keputus asa'an, dan nyaris memaksa kita untuk tak percaya bahwa roda kehidupan itu berputar, tapi kita tak perna peduli, karna ketika kita bersama, kita yakin semuanya kan terasa baik'baik saja ,,


 sampai di tegukan keempat terlintas bayangan ketika untuk pertama kali kita berselisih paham dan tak bisah mengendalikan ego masing'masing, kita yang biasa selalu sependapat dan juga bisa menerima pendapat dari masing'masing, saat itu tak ada, hanya karna sebuah masalah yang bisah disebut sepeleh, tapi mampu meretakan hubungan kita yang terjalin selama bertahun'tahun, kau menjauhiku dan aku mendiamkanmu ,,


 Tegukan demi tegukan kembali membawakan kepingan'kepingan tentang kisah kau dan aku, semua tergambar dengan jelas, dan ketika sampai pada tegukan yang terakhir, akupun menyadari aku telah kehilangan seorang sahabat dan segala artinya ,,

Potret



Di sebuah bidang datar tanpa gerak ,, 
kini kamu tak lagi sendiri ,, 
Ada gembira yang begitu tampak ,, 
sebab sela-sela jemari yang sisa sudah terisi ,,


Pada sebuah bidang datar berukuran kecil ,, 
sepasang mata menatap dua sungging senyuman tanpa beban ,, 
Barangkali begitu bahagianya ketika telah menemukan pelabuhan pilihan ,,
Barangkali begini rasanya ketika menemukan ruangan kosong yang telah berpenghuni ,,


Malam kini lebih sering mencatat tentang tetesan air mata ,, 
dibanding senyum rahasia dan keberadaan sebuah rasa ,, 
Potret-potret itu berbicara tentang raut bahagia dan rekaman peristiwa yang mungkin sulit terlupa ,, 
Sedangkan disini aku meratap lama ,, 
mengakari rasa yang tak pernah bisa ku akhiri ,, 
sambil menimang-nimang angan bahwa masih tersedia sebuah kemungkinan ,,


Ini pilihan sulit ,,
 Aku tak pernah bersedia duduk di posisi ini ,,
Menikmatimu hanya lewat senyuman yang terekam oleh potret-potret itu ,,
tak bersuara menjaga rasa yang selalu terpenjara ,,
Sedangkan priamu ,,bebas memiliki wanita yang selama ini tak bisa kugapai ,,
Kamu ,,


 Seandainya ada satu pinta yang boleh disetujui semesta ,,
aku ingin bertukar posisi dengannya ,,
Meski sekali saja ,,
Agar aku tahu apa rasanya berbagi bahagia ,,
Sayangnya, keinginanku terdiri dari dua hal :
     mimpi yang ketinggian ,,
    dan juga harapan yang kehabisan kemungkinan ,, 



Tidak sampai terlalu lama sepertinya aku dibiarkan untuk terus berangan ,, 
Sebab ,, 
kenyataan datang bersamaan dengan sebuah berita tentang kesedihan ,, 
Mendamba kita yang bersisian hanyalah sebatas dambaan ,, 
memiliki waktu untuk bersama dihabiskan hanyalah sebatas khayalan ,, 
Sebab ,, 
setidakmungkin itu kita untuk benar-benar ada ,, 
Sesulit itu perbedaan untuk ditiadakan ,, 
Sedangkan ,, 
sebahagia itu kalian untuk dipisahkan ,, 
Pada potret itu ,,
berulang-ulang kekagumanku datang ,, 
Berulang- ulang pandanganku tak pernah mau pulang ,,
Berhenti disitu saja ,,
Mengintaimu ,, 
mengingatmu ,, 
mengikat pandangku dan berulang-ulang mencintaimu ,,


Pada potret yang sama ,, 
berulang-ulang aku patah hati ,,
Berulang-ulang aku cemburu melihat kebersamaan kalian ,,
Berulang-ulang rasa sakit itu menjadi pengganjal ,,

Pengecutkah aku ?? ,, 
Salahkah masih mengharapkan yang lebih-lebih ?? ,, 
Salahkah beriuh hebat soal sosok yang tak sulit ku raih ?? ,, 


Ingin menyingkirkan potret yang menyertakan kalian ,, 
tapi membuangnya pun sulit ,, 
Setengahmu ,, 
setengah dia ,,
kini telah jadi satu ,,
Jika menutup mataku dari pria itu ,,
sama saja menyeleksi kamu ,, 
Sebab sekarang ,,
kamu dan dia adalah dua hal yang tak terpisahkan ,,
Lalu, bagaimana mungkin aku kuat jika diharuskan mengangankan keduanya ?? ,, 


Barangkali bahagia memang harus belajar menerima ,,
Aku harus belajar berjuang menemukan bahagiaku sendiri ,,
bukan berdiam pada luka yang akhirnya masih entah ,,


Kini mendapatkanmu bukan hanya tak bisa ,,
namun juga tidak boleh ,,
Tidak mungkin aku merusak senyuman yang dengan alasan cinta ,,
Tidak mungkin aku menunggu tanpa berbuat apa- apa ,,


Maka, pertahankan saja senyum kalian pada potret itu ,,
Aku akan belajar mencari cara menyunggingkan milikku sendiri ,,
Kalian akan selalu jadi potret warna-warni yang terus berdaur abadi ,,
Sedangkan kita ,,
hanya akan jadi klise yang tak pernah jadi tercetak ,,
Karena jelas-jelas kamu hanya akan memikirkan dia ,,
dan selalu aku yang tersingkirkan pada akhirnya ,,

Waktu tak kenal habis pada dunia kalian ,,
Kalian pun takkan butuh arloji untuk menyelesaikan temu ,,
Aku inginnya ,,
menginginkanmu yang juga menginginkanku ,,
Tapi jikalau ini hanya mimpi ,,
biarkanlah ini jadi penidur yang paling ahli ,,

Repitisi

 Sudah terlalu jauh hati berkelana, Persinggahan, percabangan dan perhentian, Entah kapan aku sampai pada tujuan yang telah digariskan ,,
 Beberapa kali, cinta membuatku patah dan kehilangan kendali karena jatuh dari tempat yang terlalu tinggi ,,
 Beberapa kali, cinta membuatku nyaris jera untuk kembali membuka hati ,,
 Beberapa kali, cinta menyadarkanku bahwa ini bukan tentang teori tapi praktek hati ,,
 Beberapa kali, cinta membuatku tak yakin akan manis yang pernah ia janjikan ,,
 Beberapa kali, cinta membuatku kehilangan sebuah ‘percaya’ ,,
 Dan kali yang terakhir, dengan sosok yang terlalu samar untuk membuatku tersadar bahwa dialah yang kucinta, mungkin bukan untukku dia terlahir ,,


 Musnah mimpi, serangkai kebetulan manis pun kubenci dan nyaris tak kupercaya lagi bahwa skenario cinta ada yang berujung bahagia ,,
 Seberusaha apapun aku agar layak dicintai, takkan menyatu jika memang dihatinya tak tergaris namaku ,,
 Sekeras apapun memaksa tak begini akhirnya, yang terancang akan selalu terjadi menurut kehendak Pencipta ,,


 Bukankah satu-satunya yang bisa kulakukan hanya menerima dan berlapang dada ?? ,,
 Sudah sering kali aku melepas ,,
 Sudah sering kali aku mengalah ,,
 Sudah sering kali aku pergi dari arena hanya untuk menyuguhkan bahagia bagi sosok yang kucinta ,,
 Sudah sering kali aku membiarkan hal ini berulang kali jadi siklus yang biasa dimaklumi ,,
 Sudah sering kali aku mempersilahkan orang lain untuk duduk menggantikan peran yang biasa kulakukan ,,


 Ingin rasanya sekali bertolak dari apa yang biasa kulakoni ,,
 Tak perlulah kepala menyodori seharusnya aku berbuat apa ,,
 Kali ini aku hanya mengandalkan hati, ke arah mana ia seharusnya pergi ,,
 Karena memperjuangkanmu justru membuatku semakin sadar untuk segera menekan tombol henti ,,
 Aku takut ada yang terluka lebih lama, lebih sering, lebih sakit ,,
 Entah aku atau kamu ,,


Berkali aku jatuh cinta, semakin lama semakin meningkat sakitnya ,,
 Mungkin karena aku terlalu merasa memiliki, jadi kurasakan kehilangan dini yang terlalu menyakiti ,,
 Kini, perasaan masih begitu kental seiring dengan sesak yang ikut berjejal ,,
 Tidak perlu ada yang tahu, airmataku penuh dibungkus oleh tisu-tisu itu ,,
 Tidak perlu ada yang mendengar, isak tangis yang menggelegar ,,
 Tidak perlu ada yang melihat bahwa aku sebenarnya tak nyaman dengan pemandangan yang disuguhkan ,,
 Tidak perlu ada yang bertanya siapa dalang dari segala luka ,,
 Tidak perlu ada yang merasa bersalah atas salahku yang tak disengaja ,,


 Ya, jatuh cinta padamu mungkin adalah sebuah dosa ,,
 Berusaha terlihat baik-baik saja adalah caraku untuk menyamarkan luka ,,
 Urusan rela, melepas dan rentetan segala untuk lupa adalah hal yang semoga bisa cepat membuntutinya ,,
 Mungkin manisnya cerita yang membuat beberapa pasang berbangga belum terjadi padaku ,,
 Tapi seharusnya kita sama-sama tahu ,,
 Belum bukan berarti tidak ada kan ?? ,,

 Jika nanti sosok itu tiba ,,
 aku ingin mematahkan segala repetisi luka hati ,,
 Karena siapapun yang jatuh cinta, berhak dapatkan porsi bahagia ,,

Here for you

Jadi kau kira kau telah mengerti semuanya ,,
Kau tahu kau takkan bisah sendiri melakukannya ,,
Semua orang butuh seseorang untuk membantunya ,,
Dan kau tahu ,,
Aku bisa menjadi seseorang itu ,, 


Jadi kau kira cinta sudah terlambat ,,
Lelah mencari seseorang yang bisa mengasihimu ,,
Biar kukatakan ,, 
kau tahu pilihan ada di tanganmu ,,
Tapi kau tahu aku kan selalu ada ,, 


Dan jika kau tersesat dalam hiruk pikuk kehidupan ,,
Tak tau harus kemana ,,
Hanya satu hal yang kuingin kau tahu ,, 
Aku disini untuk mu ,,
Selalu disini untukmu ,,


Saat kau butuh pundak tuk menyanggamu ,,
Seseorang tuk jadi tempat bersandarmu ,,
Aku disini untukmu ,, 


Jadi kini kau tela mengerti ,,
Dan kau tahu ,, 
Kau tela temukan seseorang yang mengasihi ,,
Dan jhka kau butuh seseorang untuk membantumu ,, 
Well you know ,,
 I will always be there ,, 
and Remember I told you ,, 
I am here for you ,, 
yes ,, 
always here for you ,,

Rasa yg Masih Ada

Ada rasa yg menggebu ,,
ada rindu yg mengganggu ,,
ketika ku mengingat mu ,,
wanita terhebat yg perna ada dihatiku ,, 


Masih teringat jelas dalam benak ku ,,
ucapan terakhir yang kau katakan sebelum meninggalkanku ,, 
hanya diam yg bisah ku lakukan itu ,,
dan dengan terpaksa ku harus merelahkan mu ,, 


Waktu terus berlalu ,,
membawakan cerita baru untukku ,,
tentu saja bersama cinta baru yg mencoba menggantikanmu ,,
tapi tak ada yg mampu menandingi mu di hati ku ,, 


Ku tak perna mengharapkanmu kembali ,,
meski semua tentangmu masi terukir dengan pasti ,,
dan takan perna memudar rasa ini ,,
terus bersemi didalam hati ,, 


Ku takan perna mencoba tuk melupakanmu ,,
karna ku tau aku tak mampu ,,
dan kan ku biarkan kau dihatiku ,,
selama waktu mengijinkanku ,, 


Karna ku percaya Selalu ada jalan untuk cinta ,,
meski terkadang jalannya tak sama ,,
mimpi mungkin tempat yg tepat untuk kita ,,
karna kenyataan telah jau dari harapan kita ,,

Punggung Yang Menjauh

 507 hari suda berlalu, Sejak terakhir kali ku lihat wajah cantik mu, senyum manismu dan menatap matamu ,,
 Tapi aku merasa itu baru kemarin, tidak, aku merasa baru saja hal itu terjadi ,, 
 Masih sangat jelas terlihat dalam ingatan, bentuk punggung mu yg berjalan menjauhi ku, meninggalkan ku sendiri di tempat itu ,,
 Kau berjalan dengan pasti, tak sedikitpun kau menoleh kebelakang untuk melihat ku, mungkin kau berfikir "ini waktunya untukmu berjalan dan menatap kedepan, tak perlu lagi melihat kebelakang, mengingat masa lalu" ,,
 Ku harap emang begitu yg kau fikirkan, bukan kau berjalan kedepan tak ingin menoleh karena tak ingin aku melihat air matamu, tapi entalah, ku tak tau apa yg ada di fikiranmu ,,
 Yg ku tau waktu itu ku hanya bisa terdiam melihat kau pergi menjauh, ingin ku berlari dan menahanmu untuk tak pergi dan tetap disini, bersamaku ,,
 Tapi seluruh tubuh ku begitu kaku, seakan terpatri di tempat itu, tak mampu bergerak ,,
 Waktu itu ku hanya mampu memandang sebentuk punggungmu, menatap dan menghitung jejak'jejak langkah kakimu, dan berkata dalam hati "inilah waktunya, waktu yg tepat tuk berpisah" ,,


 Ku masih diam memperhatikan punggung mu yg semakin jauh, tak ingin ku kedipkan mataku, ku ingin terus menatap punggungmu dan memastikan kau tetap melangkah pada jalan yg kau tempuh, terus menatap dan teruslah kau melangkah, biarkan cuma punggungmu yg dapat ku lihat, jangan berhenti dan jangan menoleh kepadaku, teruskan saja langkahmu, karena jika kau menoleh, walau hanya sekejap, aku tak tau apa yg akan terjadi, dan niscaya aku tak akan lagi ada di tempat ku, tapi aku akan berlari mengejar mu, menarikmu dan mendekapmu, menahanmu untuk tak pergi, dan tetap disini bersamaku, jadi teruslah kau berjalan kedepan, jangan berhenti, teruskanlah langkah, bilah perlu berlarilah sekencang'kencangnya ,,


 Hingga akhirnya tak lagi dapat ku lihat punggungmu, kau tela menghilang dari jangkauan mataku, hanya jalanan sepi dan pepohohan yg kini tampak dimata ku ,,
 Dan ku masih terpaku ditempat itu, belum juga mau beranjak pergi, dan hembusan angin seakan membawah kembali memori kenangan tentang kau dan aku, tentang mimpi'mimpi masa depan yg selalu kita impikan, dan tentang semua hal yg telah kita lalui bersama, suka maupun duka, Membuat ku semakin enggan untuk meninggalkan tempat itu ,,

 Hingga suara klakson sebuah motor membuyarkan semua lamunanku, seakan menampar ku, menyadarkan ku dan menyeredku untuk kembali kerealita,,

 Ku masih menatap jalan bekas kaki mu melangkah, dan bersama suara motor yg semakin sayup ku dengar, ku berkata dengan lirih "selamat tinggal" ,,