Malam yang dingin dan gelap sunyi, bahkan terlalu sunyi
untuk sebuah jiwah yang sepi, Tak seperti malam yang sudah'sudah, kali
ini malam dengan segala misterinya yang ada menghasilkan sebuah
kegelisahan dijiwa ini ,, Satu hal yang teringat jika dalam keada'an
seperti ini, bukan cinta atau cita, bukan pula sahabat, tapi cuma dia,
KOPI ,,
Karna kopilah satu'satunya temanku, sahabat sejati yang selalu setia
menemaniku dalam kondisi apapun ,,
Seperti biasa, uap panas terlihat mengepul keluar dari gelas hijauku,
aroma khasnya menyerebak memenuhi ruangan, aroma yang selalu ku suka,
yang memberiku sedikit demi sedikit ketenangan yang ku harapkan, Hitam
pekat didalam cangkir hijau itu ku pandangi, dan kumulai membayangkan
tentangmu ,,
Ku teguk kopiku, hangat terasa menjalar ke tiap inci tubuhku,
mengingatkanku pada suatu masa ketika pertama kali kau datang dalam
hidupku, membawah sejuta kisah tentang hidupmu, yang terdengar biasa dan
normal tetapi tetap mengasikan untuk dibicarakan, Kita selalu bersama
berbagi kisa, melewati malam yang sunyi dengan gelak tawa yang
berselimut udara dingin tapi terasa hangat, tak ada yang tak bisah kita
lakukan jika kita bersama ,,
Tegukan yang kedua, mengingatkanku pada saat dimana masalah menghampiri
kita, tak jemu'jemu kau menemaniku menyelesaikan segala problema yang
terjadi padaku, dan aku pun selalu membantumu dengan segala yang kubisah
saat masalah menimpamu, kita selalu bisa menyelesaikan semua, dan tak
perna lelah kita saling membagi senyuman untuk menghapus duka ,,
Di tegukan ketiga membawakan bayangan kita di saat bersama'sama melewati
malam dan mentertawakan dunia dengan segala tetek bengeknya, yang
terasa tak perna adil untuk kita, yang selalu saja menyudutkan kita
ketitik keputus asa'an, dan nyaris memaksa kita untuk tak percaya bahwa
roda kehidupan itu berputar, tapi kita tak perna peduli, karna ketika
kita bersama, kita yakin semuanya kan terasa baik'baik saja ,,
sampai di tegukan keempat terlintas bayangan ketika untuk pertama kali
kita berselisih paham dan tak bisah mengendalikan ego masing'masing,
kita yang biasa selalu sependapat dan juga bisa menerima pendapat dari
masing'masing, saat itu tak ada, hanya karna sebuah masalah yang bisah
disebut sepeleh, tapi mampu meretakan hubungan kita yang terjalin selama
bertahun'tahun, kau menjauhiku dan aku mendiamkanmu ,,
Tegukan demi tegukan kembali membawakan kepingan'kepingan tentang kisah
kau dan aku, semua tergambar dengan jelas, dan ketika sampai pada
tegukan yang terakhir, akupun menyadari aku telah kehilangan seorang
sahabat dan segala artinya ,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar