Mari coba kita realisasikan dalam bentuk percakapan antara hati dan pikiranku ,,
Pikiran: Saya rasa saya harus
berhenti ,,
Hati: Kenapa tiba-tiba kamu
berkata seperti itu??
,,
Pikiran: Ini bukan tiba-tiba ,,
Sudah jauh-jauh hari saya ingin
berhenti, namun selalu gagal ,,
Hati: Kenapa selalu gagal??
,,
Pikiran: Karena kamu terlalu
menyayanginya ,, Saya selalu
mengalah denganmu
,,
Hati: Kenapa kamu
menyalahkan saya?!,,
Pikiran: Ya kalau saja kamu mau
mengalah dan berhenti
menyayanginya, saya akan
lebih mudah melupakannya ,,
Dan kita tidak akan sesakit ini ,,
Hati: Kita ?? ,, Saya tidak merasa
sakit kok ,,
Pikiran: Jelas kamu merasa
sakit! Diabaikan oleh orang
yang kamu cintai,
dipermainkan olehnya ,,
Dan
perasaanmu itu selalu memaksa
saya untuk mengingatnya!
,,
Hati: Siapa yang menyuruhmu
mengingatnya?!
,,
Pikiran: Ya karena saya adalah
pikiran dan kamu perasaan!
Kita berada dalam satu tubuh ,,
Jadi kalau kamu jatuh hati pada
seseorang dan otomatis saya
akan mengingatnya! Dia salah
satunya ,,
Hati: Terus maumu apa?!
,,
Pikiran: Berhenti bertahan
,,
Hati: Apa tidak ada opsi lain?
,,
Pikiran: Tidak
,,
Hati: Saya menyayanginya! ,,
Kamu tega membiarkan saya
sakit jika harus berhenti
bertahan?!
,,
Pikiran: Saya tega karena kamu
memang sudah sakit duluan!
Kenapa kamu begitu keras?!
,, Lihat air mata yang mengalir
dipipi lelaki ini ,, Lelaki yang ada
saya dan kamu didalamnya
,, Lihat pula senyum palsu yang
dilengkungkan dari bibirnya ,,
Kamu mau terus melihatnya
begitu hanya karena kamu
yang sangat menyayangi gadis
bodoh itu
,,
Hati: gadis itu tidak bodoh!
Kalau kamu mau marah pada
saya, silakan hina saja saya
,,
Asal jangan hina apa yang telah
saya pilih!
,,
Pikiran: Tentu saya marah
padamu! Kamu terlalu egois ,,
Berhenti bertahan!
,,
Hati: Apa alasan saya harus
berhenti bertahan?
,,
Pikiran: Karena akan tetap sia-
sia jika kamu terus lanjut
bertahan dalam ketidakpastian
,,
Hati: Apa kamu mau tahu apa
saja alasan saya tetap
bertahan?
,,
Pikiran: Apa? ,,
Hati: gadis itu bersikap sangat
baik pada lelaki ini ,, Pada saya ,,
Pikiran: Dia baik pada siapa
saja ,,
Hati: Ck ,, Dia pernah berkata
kalau dia sayang pada lelaki ini
,, Pada saya ,,
Pikiran: Itu hanya omong
kosong! ,, Dia bahkan tidak
menunjukkan rasa sayangnya
,,
Hati: Diam kamu! ,,
Saya tahu
kalau dia mengistimewakan lelaki ini ,,
Mengistimewakan
saya
,,
Pikiran: Tahu darimana? ,, Dari
asumsimu sendiri?! ,,
Hati: Cukup! Saya
menyayanginya tulus ,,
Tidak
masalah kalau ternyata dia
tidak memiliki perasaan apapun
asalkan saya masih bisa berada
didekatnya
,,
Pikiran: lelaki ini berhak
bahagia! Kamu berhak bebas ,,
Jangan terus berpura-pura
nyaman dalam jeruji cinta yang
kamu rangkai sendiri! ,,
Hati: Saya sudah terlalu lama
bertahan, saya tidak bisa
berhenti ,,
Dan kalaupun nanti
pada akhirnya saya bisa
berhenti menyayanginya ,,
ketika ia kembali mendekati lelaki ini walau hanya sekedar
berteman ,,
saya akan kembali
jatuh padanya ,,
Saya mohon
kamu mengerti!
,,
Pikiran: Bagaimana saya harus
mengerti kamu kalau kamu saja
tidak bisa mengerti lelaki ini?!
,,
Hati: lelaki ini selalu mengikuti
kata hatinya, saya!
,,
Pikiran: Itulah mengapa saya
terpaksa mengingat gadis itu
dan kita sama-sama sakit,
bodoh!
,,
Hati: Sudahlah ,, Saya tidak mau
berseteru dengan partner
sendiri
,,
Pikiran: Cih ,,
Bagaimana jadinya ???? ,,
Sampai sekarang hati dan pikiranku masih belum selaras ,,
Gadis itu memang sukses memblokir hatiku kali ini ,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar