Rabu, 05 Agustus 2015

Masih Teramat Rumit

Nyatanya tak semudah menggenggam mawar, tanpa harus takut tertusuk durinya ,, 
Barangkali aku hanya perlu mengerti pada bagian-bagiannya, maka aku bisa memilikinya ,, 
Namun siapa yang tahu, siapa pemilik sesungguhnya mawar itu? ,,

Memang seharusnya ini tak mudah, Mungkin jika aku berhasil lebih cepat, maka aku akan kekurangan alasan untuk bertahan, jika sewaktu-waktu aku berpikir untuk melepaskan ,,

Kau setuju? Aku setuju ,,

Tapi bisakah kau melihatku, lebih jelas, tanpa harus menggunakan kacamata? ,,
 Jika tidak, maka aku akan mendekat ,,
Namun tolong jangan beri sekat ,,
Aku ingin lebih dekat, sehingga kau bisa melihat seluruhnya, tanpa harus menerka-nerka ,,
Sebab aku tak banyak cara untuk membuatmu percaya ,,

Jika saat ini aku sudah terlalu dekat, maaf bila itu membuat merasa terikat ,,
Barangkali aku hanya terpengaruh rasa takut yang setiap kali menonjol, membentuk sebuah tanduk di kepalaku ,,
Apa rasa takutku, membuatku terlihat jahat? ,,
Maafkan aku jika iya, sebab aku pernah mengadu saat jatuh, namun tidak ada yang memperdulikanku ,,
Aku pun takut, jika kau begitu ,,

Kau tahu, jika sebenarnya aku sudah rindu? ,,
Tapi aku tak sedang ingin membicarakan itu, mungkin nanti di lain waktu atau mungkin tidak sama sekali aku ungkapkan ,,
Aku masih terlalu takut; takut jika rinduku hanya mengganggu ,,

Entah sudah seberapa banyak tunak wajahmu tinggal, namun aku rasa kau sudah menjelma lumut di kerangka kepala ,,
Tak habis pikir, kau sudah membuat ku sampai sedemikian kacau ,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar