Pikiranku baru saja berkelana ke tempat yang jauh ,,
Ke tempat dimana air
mata lebih sering turun daripada hujan ,,
Ke tempat dimana jarak antara
langit dan bumi lebih dekat dari dua pasang sorot mata yang tak bisa
bertemu ,,
Ke tempat dimana ketakutan-ketakutan itu ada, dan kuatir bisa
saja tiba-tiba lahir ,,
Ke tempat dimana skenario kita jadi begitu rahasia
dan tak terprediksi ,,
Ke tempat dimana kata pisah menjadi batas yang
sangat menyakitkan ,,
Ke tempat dimana kamu mungkin saja tidak tahu bahwa
itu adalah hari terakhir ,,
Tiba-tiba saja, aku ingin tahu ,,
Tiba-tiba saja aku penasaran ,,
Tiba-tiba
saja aku ingin mencicil rasa lebih dini ,,
Hingga aku mengerti bahwa aku
salah ,,
Sekejap aku memejam, aku tahu waktu tidak pernah bisa diam ,,
Waktu
terus berjalan, pilihan-pilihan terus bergantungan dan kamu tak bisa
menghindar dari hari esok
,,
Namun, bukankah kita bisa menggelar tikar, lalu piknik di atas tanah
yang sempit? ,,
Karena langit kemana kita menadah akan tetap sama, luas ,,
Lalu, kenapa kita lebih banyak menguatirkan tentang perpisahan dan lupa
menghargai sebuah pertemuan?
Kenapa kita lebih banyak menguatirkan hari
terakhir dan lupa menikmati hari-hari yang sedang hadir?
Kenapa kita
lebih banyak menyesali yang terjadi dan tak mencoba memperbaiki yang
ada?
Karena pada akhirnya bukan perpisahan yang seharusnya kita
kuatirkan, tapi mengabaikan skenario yang sudah Tuhan rancangkan
,,
Buat apa kamu takut dengan waktu yg terbatas, kalau kamu bisa jatuh hati
di setiap hembusan nafas?
Kekuatiran hari ini cukup jadi porsi hari
ini, karena esok ada bagiannya sendiri ,,
Tenanglah, segala sesuatunya
akan baik-baik saja ,,
Karena kamu tidak perlu menguatirkan apa yang sudah
dikendalikan Tuhan ,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar